Mengapa Naskah Saya Ditolak dan Dianggap Tak Layak Terbit?





Mengapa Naskah Saya Ditolak dan Dianggap Tak Layak Terbit?--Saya ucapkan selamat datang bagi yang mengunjungi blog saya hanya demi mencari alasan, mengapa naskahnya masih ditolak oleh penerbit. Sebelum membaca lebih jauh, saya ingin bertanya, sudah berapa kali menulis dan menyelesaikan draf pertamamu? Sudah berapa kali mengirimkannya? Dan sudah ditolak berapa kali oleh berapa penerbit? Kalau sudah tak terhitung dan tidak mendapatkan rincian jawabannya, baiklah silakan lanjutkan membaca tulisan saya ini. Tetapi saran saya, selalu kuatkan dan motivasi diri sendiri. Imbangi pula dengan belajar, improve skill, dan melebur dalam komunitas yang mendukung. Percayalah, tak pernah ada shortcut untuk apa pun dalam hidup ini. Bahkan JK. Rowling saja ditolak oleh dua belas penerbit sampai akhirnya Harry Potter melegenda dan dapat dibaca oleh jutaan orang di dunia.

Sebelumnya, perlu diketahui, tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi selama beberapa tahun menangani bidang konten. Di dalam kurun waktu tersebut, saya pernah pula menjadi editor di sebuah penerbit mayor dan menerbitkan buku di sana. Apa-apa yang saya sampaikan di sini adalah hasil pengamatan dan pencatatan saja. Tidak untuk dijadikan panduan secara menyeluruh karena bisa jadi telah banyak yang berubah. Karena sama seperti narasi dan konten, industri yang berkaitan dengannya pun akan selalu dinamis.

Secara garis besar, ada beberapa faktor yang mempengaruhi diterima atau ditolaknya suatu naskah. Supaya lebih mudah, saya membaginya menjadi tiga faktor, yakni faktor internal, faktor, eksternal, dan faktor keberuntungan (hehehe, nanti saya jelaskan).


Baca Juga: Don't Judge Book By Its Cover and Don't Just Make A Good Cover Only



Faktor Internal

Faktor internal adalah sesuatu yang ada dalam naskahmu. Faktor inilah yang paling menentukan sekaligus yang paling sering menjadi alasan mengapa sebuah naskah ditolak oleh penerbit. Namun, perlu disadari, faktor internal ini jugalah yang selalu dapat terdeteksi dan selalu dapat dikendalikan oleh si penulis sendiri. Sampai di sini, paham ya?

Karena itulah, setiap kali ditolak, si penulis perlu memanfaatkannya sebagai momen refleksi dan melihat ke dalam naskahnya. Kalau misal dapat catatan khusus dari tim redaksi, kayak di Cabaca, ya alhamdulillah. Gunakan catatan itu untuk merevisi dan memperbaiki naskah. Kalau tidak dapat, bagaimana? Silakan baca kembali atau minta bantuan seseorang untuk menjadi first reader naskahmu, kemudian memperbaikinya.

Nah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penulis berkaitan dengan faktor internal ini. 


1. Kesesuaian Tema


Hal yang satu ini bisa dibilang hal yang krusial. Mengapa? Karena seorang penulis perlu untuk meneliti sebuah penerbitan terlebih dahulu sebelum mengirimkan naskahnya ke sana. Katakanlah ada dua buah penerbit. Penerbit A dan Penerbit B. Penerbit A ini dikenal sebagai penerbit general. Artinya, dia menerbitkan banyak jenis buku, mulai dari fiksi sampai nonfiksi. Sedangkan Penerbit B ini berbeda. Dia menerbitkan berbagai macam buku juga, hanya saja ada konsep lain. Misal, si Penerbit B ini rupanya punya konsentrasi dan kecenderungan ke arah dakwah/islami. Setelah memahami perbedaan kedua penerbit tersebut, penulis harus dapat memilah, mana yang dapat dikirimkannya ke penerbit A dan mana yang dapat dikirim ke penerbit B. Jangan sampai mengirim naskah romance adult ke penerbit B kalau penerbit tersebut tak pernah menerbitkannya. Kurang lebih demikian.

Bagaimana caranya dapat mengetahui hal tersebut? Tentu saja, dengan membaca buku-buku yang dikeluarkan oleh penerbitan yang bersangkutan. Pelajari bagaimana tipe-tipe bukunya, genre yang dipilihnya, dsb. Bahkan kalau perlu, catat juga kekhasan buku-bukunya, mulai dari penjudulan hingga sampul bukunya. Jangan tanggung-tanggung, amati juga buku apa, keluaran penerbit tersebut, yang best seller, sudah terjual berapa eksemplar, dst. Poin terakhir ini penting apabila seorang penulis punya mimpi jadi penulis best seller.


2. Pilihan Genre dan Detailnya


Hal ini sebenarnya berkaitan dengan hal sebelumnya. Hanya saja, lebih spesifik. Beberapa penerbit mayor dan--saya bilang, jaringan distributornya--besar, amat spesifik dalam mendefinisikan dan menentukan genre. Katakanlah, untuk menerbitkan novel, mereka akan kasih batasan jelas, teenlit itu yang kayak apa, romance itu yang gimana, metropop itu syaratnya berisi adegan apa saja, dst. Meleset sedikit atau nyampur sedikit, bye bye. Gak bakalan diterima. Mampus deh!

Terus gimana cara tahunya?

Balik lagi ke penjelasan sebelumnya ya, adik-adik. Baca dan pelajari kekhasan buku-buku dari penerbit yang dituju. Emang sih, ada penerbit yang mencantumkannya secara terang-terangan pada website resminya.  Tetapi kebanyakan, tidak. Makanya, ya mau gak mau, baca dulu aja buku-buku mereka. Masa iya, pengen ngajak kerja sama dan ngajuin naskah, tapi belum pernah taaruf dan baca buku-buku yang diterbitkannya?

3. Bab 1 Harus Mutlak Bagus!


Bocoran lagi ya, adik-adik. Tim redaksi seringnya hanya menilai sebuah naskah dari bagian pertama buku tersebut. Ada sih yang sekian persen dari keseluruhan buku. Tapi itu amat-sangat-jarang. Bahkan kalau yang masuk ribuan judul per bulan, untuk mengefesiensi waktu, penilaian dapat dilakukan hanya dari paragraf pertama. Iya, kamu gak salah baca. Hanya dari paragraf pertama!
Mau nangis? Boleh. Nangis gak dilarang, yang dilarang adalah mengharapkan seseorang yang udah dimiliki orang lain. Tapi habis itu, bangkit dan nulis lagi ya!

Kalau ada yang berpikir, bahwa ini adalah bentuk kekejaman tiada tara, rasanya sih gak juga. Kalau kita berpikir dari sudut pandang pembaca, mungkin akan memaklumi poin yang satu ini. Bagaimana mungkin kita akan membalikkan halaman demi halaman sampai tuntas kalau paragraf pertamanya saja tidak mengikat kita?

Dari sini, perlu dipelajari bahwa sehebat apapun ide yang seorang penulis tawarkan, seindah apa pun premis yang kamu ajukan, jadi gak ada artinya kalau eksekusi, narasi, dan gaya penulisannya gak memikat (yang pernah dapat email spesial dari saya, mungkin sampai hafal kalimat ini).


4. Kelengkapan Naskah


Kalau mau daftar sekolah, ada dokumen yang harus kamu lampirkan. Kalau mau daftar CPNS, kamu pun harus menyiapkan segala tetek bengeknya, mulai dari ijazah yang udah dilegalisasi sampai SKCK. Sama juga halnya dengan kirim naskah. Kamu harus mengetahui dan mengecek betul kelengkapannya. Jangan sampai ada yang terlewat. Hal yang paling lumrah diminta adalah sinopsis dan draf naskahmu. Ada yang harus dikirim dalam bentuk cetak atau di-print, ada juga yang dapat dikirim via email. Ada pula penerbit yang mengharuskan penulis membuat semacam proposal naskah (yang meliputi target pembaca, selling point naskahmu, dsb). Yap, setiap penerbit akan menerapkan syarat yang berbeda. Jadi, pastikan untuk mengecek website resminya.

Sialnya, berdasarkan pengalaman selama ini, selalu saja ada penulis yang lupa untuk menggenapi persyaratannya. Lebih parah lagi, bahkan ada yang nggak tahu, sinopsis itu apa atau outline itu apa. -__-Gimana nih, apakah perlu saya tulis juga, ciri-ciri sinopsis yang bagus dan yang buruk? Sebenernya udah pernah dibahas beberapa kali lho di Catatan Hati Seorang Editor. Bisa dibaca GRATIS di Cabaca.

Baca Juga: Mereka Ini Juga Ada di Balik Buku yang Kamu Baca


Faktor Eksternal

Nah, untuk faktor yang satu ini bisa dibilang adalah sesuatu yang ada di luar naskahmu dan sebagiannya merupakan sesuatu yang di luar kuasa seorang penulis. Saya agak bingung membahasakannya, apakah sudah tepat atau belum. Yang jelas, faktor yang satu ini akan lebih banyak bersinggungan dengan persoalan bisnis dan profit.

Tadinya akan saya bahas dalam postingan ini juga. Tapi setelah saya pikir lagi, kok kayaknya bakal puanjang bangettt. Jadi, saya akan membahas faktor eksternal/faktor bisnis serta faktor keberuntungan di lain kesempatan.


Gimana? Sudah agak tercerahkan? Kalau dirasa ada yang mau ditanyakan atau didiskusikan, boleh tuliskan di kolom komentar. Sebisa mungkin akan saya jawab di blog ini juga. Akhir kata, selamat berjuang penulis yang budiman!



Berani jadi penulis Cabaca? Coba daftarkan dirimu di sini.




0 Komentar